CIRI-CIRI
ISTERI SHALEHAH
Uswatun
Hasanah
UNIVERSITAS
ABDURACHMAN SALEH
Abstrak : Pada
zaman sekarang banyak sekali isteri-isteri yang menganggap bahwa perkawinan
hanyalah sebagai simbol atau hanya sebagai formalitas dalam menjalin hubungan,
tetapi pada kenyataannya tidak semua pernikahan memjamin isteri-isteri shalehah,
karena banyak sekali wanita yang pada dasarnya tidak atau kurang memiliki akhlak
dan pemahaman agama, sehingga banyak di temukan isteri-isteri yang menganggap
kedudukannya sama dengan sang suami.
Kata
Kunci
: Isteri Shalehah, Sifat Isteri Shalehah
PEMBAHASAN
Wanita shalehah
adalah seorang wanita yang pandai memposisikan diri dimanapun dan kapanpun,
terhadap diri sendiri, keluarga (utamanya 2 orang tua), lingkungannya.
Sifat istri shalihah
bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1.
Penuh kasih sayang
selalu kembali kepada
suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni
surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan
tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum
engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits
Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2.
Melayani suaminya
(berkhidmat kepada
suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang
semacamnya.
3.
Tidak memberikan Kemaluan nya kecuali kepada
suaminya.
Al-Quran :
“Perempuan yang berzina
dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. (an-Nuur: 2-3)
“Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan
suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang
tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (al-Furqaan:
68-69).
HADIS :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara
pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan
bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan
orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya
Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang
ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau
bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan
jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah
keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia
berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan
kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah
mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya
seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada
ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad
[103]).
4.
Menjaga rahasia-rahasia suami
lebih-lebih yang
berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid
radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang
menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim),
dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama
suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun
menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri)
benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena
yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di
jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456)
5.
Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di
hadapan suaminya.
sehingga bila suaminya
memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan
seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya,
bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga
dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam
Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
6.
Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak
bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah
yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya
seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah)
sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR.
Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)7.
7.
Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami,
tidak melupakan kebaikannya.
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati
kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada
beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri
suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang
dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh,
kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia
berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR.
Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
8. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk
memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak
menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu
si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga
sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
9. Melegakan hati suami bila dilihat.
Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila
dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila
dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
10. Amanah.
Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi
seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu
lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan
dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi
seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu
lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan
dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
11. Istri shalehah mampu memberikan suasana
teduh dan ketenangan berpikir
dan berperasaan bagi suaminya.
Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang
berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
dan berperasaan bagi suaminya.
Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang
berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
KESIMPULAN
Wanita shalehah
adalah wanita yang senantiasa bertaqwa kepada Allah Ta’ala , yakni wanita yang
senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Adapun
yang menjadi ciri wanita shalihah iyalah :
1. Penuh kasih
sayang
2. Melayani
suaminya
3. Tidak
memberikan Kemaluannya kecuali pada suaminya
4. Menjaga
rahasia-rahasia suami
5. Selalu
berpenampilan yang bagus dan menarik di depan suaminya
6. Tidak keluar
rumah ketika suami tidak ada di rumah
7. Pandai
mensyukuri pemberian suami
8. Bersegera
memenuhi hasrat suaminya
9. Melegakan
hati suami ketida dilihat
10. Amanah
11. Mampu
memberikan suasana teduh dan ketenangan berfikir dan bernerasaan bagi suaminya.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar